Kamis, 07 Januari 2010

Sukses Belum Tentu Bahagia dan Bahagia Sudah Pasti Sukses

”Sukses adalah mendapatkan apa yang anda inginkan, sedangkan bahagia adalah menginginkan apa yang telah anda dapatkan”




Banyak orang ingin sukses dan banyak juga orang ingin bahagia, walaupun masih banyak orang yang ingin sukses dan bahagia tetapi ternyata mereka belum tahu apa sebenarnya sukses dan bahagia itu. Kebanyakan orang berpikir bahwa sukses adalah memperoleh materi sesuai dengan yang diharapkan.

Masih banyak yang beranggapan orang sukses adalah orang yang mempunyai kekayaan materi secara berlimpah walaupun memang kekayaan adalah salah satu indikator yang terlihat dan menunjukkan sebagai orang sukses.

Cinta = Bus

Sebuah bis datang, dan kau bilang "wah... terlalu penuh, nggak bisa duduk nih! Aku nunggu bis berikutnya saja"


Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata,"Aduh bisnya sudah tua dan jelek begini....nggak mau ah...."
Bis selanjutnya datang, tapi dia seakan-akan tidak melihatmu dan melewatimu begitu saja.

Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, kondisinya masih bagus, tapi kamu bilang, "Nggak ada AC nih, gua bisa kepanasan", maka kamu membiarkan bis ketiga pergi.

I cried for my brother six times

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.


Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri ima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.


Kejadian yang tak Kuingat

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.



Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri ima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.


“Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!”

Nikmatnya Maiyah

Tulisan dari seorang budayawan muslim, Emha Ainun Nadjib.
Rasanya menarik juga, terutama untuk saat seperti ini.

Dalam forum Maiyahan, tempat pemeluk berbagai agama berkumpul
melingkar, sering saya bertanya kepada forum :
"Apakah Anda punya tetangga?"
Dijawab serentak " Tentu punya!"
"Punya istri enggak tetangga Anda?" - "Ya, punya dooooong"
"Pernah lihat kaki istri tetangga Anda itu?"
"Secara khusus, tak pernah melihat" - "Jari-jari kakinya lima atau tujuh?"
"Tidak pernah memperhatikan" - "Body-nya sexy enggak?"
Hadirin tertawa lepas. Dan saya lanjutkan tanpa menunggu jawaban mereka.


Paradoks Kehidupan



Pagi di jalanan,
siang di jalanan,
malam di jalanan,
Aku tak pernah bertemu ayah dan ibuku,
semuanya, karena kemiskinan,
dan aku butuh sesuap nasi,
untuk hidup …

Di atas adalah sebait ungkapan pengamen anak jalanan. Dengan mata yang redup. Tanpa ekspressi. Badannya kurus dan dekil. Tak terawat. Hitam. Kaki dan tangannya kecil, kurus, hanya tulang yang terbalut dengan kulit. Rambutnya kusam dan memerah. Karena terpaan terik matahari, dan polusi Jakarta. Setiap hari. Bajunya lusuh. Giginya menguning dan penuh karang.

CERITA DARI GUNUNG

Ini Kiriman Mas Anwa Ratlib bahagia, Mas Anwa makasih banyak sumbangannya




Seorang bocah mengisi waktu luang dengan kegiatan mendaki gunung bersama ayahnya. Entah mengapa, tiba-tiba si bocah tersandung akar pohon dan jatuh. "Aduhh!" jeritannya memecah

keheningan suasana pegunungan. Si bocah amat terkejut, ketika ia mendengar suara di kejauhan menirukan teriakannya persis sama, "Aduhh!". Dasar anak-anak, ia berteriak lagi, "Hei! Siapa kau?" Jawaban yang terdengar, "Hei! Siapa kau?" Lantaran kesal mengetahui suaranya selalu ditirukan, si anak berseru, "Pengecut kamu!" Lagi-lagi ia terkejut ketika suara dari sana membalasnya dengan umpatan serupa. Ia bertanya kepada sang ayah, "Apa yang terjadi?"